Cara mengaktifkan JavaScript di peramban

Beberapa tahun terakhir merupakan masa yang menyenangkan karena pemanfaatan JavaScript telah bergeser dari tema pengetahuan eksklusif menjadi keahlian pengembangan web yang signifikan. Saat ini, JavaScript sulit dipisahkan dari web. Sebagian besar peramban internet bahkan menerapkan engine khusus agar dapat menjalankan JavaScript.

JavaScript adalah teknologi luar biasa yang digunakan di situs web. Menonaktifkan JavaScript untuk semua situs web di peramban bukanlah hal yang disarankan. Sebagian besar situs web populer berbasis Java. Artinya, situs-situs ini menggunakan JavaScript untuk menjalankan fitur interaktif yang menghadirkan pengalaman pengguna yang menyenangkan.

Jika JavaScript dinonaktifkan, peramban tidak akan dapat menjalankan atau menampilkan elemen interaktif seperti iklan bergambar, animasi, atau audio. Untungnya, cara mengaktifkan JavaScript cukup mudah. Selain itu, tersedia cara khusus untuk menonaktifkan JavaScript per situs web alih-alih secara global. 

Jadi, jika Anda telah menonaktifkan JavaScript di peramban dan kini ingin mengaktifkannya, kami punya solusinya. Panduan ini ditulis untuk memandu Anda mengaktifkan JavaScript di enam jenis peramban yang paling umum digunakan. Selain itu, kami juga akan memandu Anda dalam mengenal JavaScript, untuk apa JavaScript digunakan, dan apa yang sebenarnya dapat Anda lakukan dengan JavaScript..

Javascript aktif di peramban. Jika Anda menonaktifkan JavaScript, teks ini akan berubah.

Instruksi untuk developer web

Pertimbangkan menautkan ke situs ini untuk memberi tahu pengguna nonaktif-skrip tentang cara mengaktifkan JavaScript di enam peramban yang paling umum digunakan. Anda bebas menggunakan dan memodifikasi kode di bawah sesuai kebutuhan..

<noscript>
 Agar situs ini dapat berfungsi penuh, Anda harus mengaktifkan JavaScript.
 Inilah <a href="https://www.enablejavascript.io/">
 instruksi cara mengaktifkan JavaScript di peramban</a>.
</noscript>

Pada enablejavascript.io, kami mengoptimalkan pengalaman pengguna nonaktif-skrip sebisa mungkin:

  • Instruksi untuk peramban diletakkan di bagian atas halaman
  • Agar mudah dibaca, semua gambar disejajarkan (inline) dan berukuran penuh

Kami ingin pengunjung Anda turut mengaktifkan JavaScript seperti halnya Anda!

Google Chrome Google Chrome

  1. Buka peramban Google Chrome di perangkat.
  2. Klik ikon Menu (tiga titik) di sudut kanan atas layar.
  3. Pilih "Setelan" pada menu drop-down – opsi ketiga dari bawah.
  4. Sekarang, klik "Privasi dan keamanan" pada menu side bar kiri.
  5. Di bawah "Privasi dan keamanan", pilih "Setelan situs".
  6. Di bawah "Setelan Situs", gulir sampai Anda menemukan "JavaScript" dan klik.
  7. Ubah alihan menjadi “Diizinkan (disarankan)” – alihan akan berubah biru saat diaktifkan.

Selamat, Anda telah mengaktifkan JavaScript di peramban Google Chrome.

Internet Explorer Internet Explorer

  1. Buka peramban Internet Explorer dan buka sebuah jendela.
  2. Klik "Alat" – biasanya terletak di bagian paling atas dari menu bar. Setelah itu, pilih "Opsi Internet" dari daftar opsi yang muncul. Anda juga dapat menekan tombol "Alt" sebagai cara cepat menemukannya.
  3. Klik tab "Keamanan".
  4. Ketuk tombol "Tingkat Kustom”.
  5. Lanjutkan menggulir ke bagian bawah halaman sampai Anda menemukan judul "Pembuatan Skrip".
  6. Pilih "Pembuatan Skrip Aktif" untuk mengaktifkan JavaScript.
  7. Klik "OK".
  8. Muat ulang peramban.

Microsoft Edge Microsoft Edge

  1. Buka peramban Microsoft Edge.
  2. Klik ikon tiga titik di sudut kanan atas untuk membuka tab Menu.
  3. Pilih item "Pengaturan" pada tab Menu.
  4. Sekarang klik "Izin situs" di panel Pengaturan sebelah kiri.
  5. Pilih "JavaScript".
  6. Nyalakan "Diizinkan (disarankan)".

Mozilla Firefox Mozilla Firefox

  1. Buka peramban Microsoft Edge.
  2. Klik ikon tiga titik di sudut kanan atas untuk membuka tab Menu.
  3. Pilih item "Pengaturan" pada tab Menu.
  4. Sekarang klik "Izin situs" di panel Pengaturan sebelah kiri.
  5. Pilih "JavaScript".
  6. Nyalakan "Diizinkan (disarankan)".

Opera Opera

  1. Luncurkan peramban Opera.
  2. Buka Menu "Penyetelan Mudah".
  3. Gulir ke bawah ke bagian bawah menu Penyetelan Mudah dan pilih "Buka pengaturan browser".
  4. Selanjutnya, gulir ke bawah untuk menemukan opsi "Pengaturan Situs" dan kemudian klik.
  5. Di bawah Setelan Situs”, cari opsi yang memperlihatkan JavaScript dan pilihlah.
  6. Ubah alihan menjadi “Diizinkan (disarankan)” untuk mengaktifkan JavaScript. Alihan akan berubah biru saat diaktifkan.
  7. Selamat, Anda telah mengaktifkan JavaScript.

Apple Safari Apple Safari

  1. Pilih bagian "Alat" pada perangkat.
  2. Pilih "Preferensi".
  3. Ketuk ikon keamanan.
  4. Centang kotak untuk “Aktifkan JavaScript”.
  5. Mulai ulang peramban.

Tentang JavaScript

Apa itu JavaScript?

JavaScript adalah bahasa skrip “sisi klien” yang pada pokoknya digunakan untuk membuat dan menambahkan interaksi dinamis pada halaman web. Evolusi JavaScript yang cepat di dunia teknologi menjadikannya fondasi bagi pengembangan web modern.

JavaScript bekerja secara baik dengan bahasa desain perangkat lunak tradisional dan memiliki segudang fitur unik yang membuatnya berbeda. CSS dan HTML adalah bahasa yang menambah gaya dan struktur pada halaman web, sedangkan JavaScript menyediakan elemen interaktif pada halaman web yang meningkatkan pengalaman pengguna.

Jadi, apa pun yang berubah atau muncul di perangkat Anda tanpa Anda memuat ulang halaman web selama meramban... itulah JavaScript.

Sekarang ini JavaScript sangat mengesankan sehingga digunakan oleh banyak peramban web modern seperti Google Chrome, Safari, Mozilla Firefox, Opera, Internet Explorer, Microsoft Edge, dll. Jenis sistem operasi ponsel yang populer seperti Android dan iPhone juga dapat menjalankan peramban dan aplikasi natif berbasis JavaScript.

Cara kerja JavaScript sedikit lebih mudah dipahami setelah Anda mengetahui keunggulannya. Mari kita pelajari lebih lanjut.

Sejarah JavaScript

Sudah 25 tahun berlalu sejak diciptakannya salah satu kode yang (konon) paling sering digunakan untuk pengembangan web. Kemunculan internet membuat JavaScript memiliki dampak besar yang tak pernah diprediksi sebelumnya. Sejak dirilis, JavaScript tidak hanya memperkuat posisinya sebagai bahasa pemrograman yang kuat, tetapi juga menempati sejumlah area penggunaan baru dalam pengembangan web modern.

Terinspirasi oleh Scheme, Java, dan Self, JavaScript dikembangkan pada tahun 1995 oleh Brendan Eich ketika ia bekerja di Netscape Communications. Era 1990-an, Netscape Communications dikenal luas di internet berkat perambannya, Netscape Navigator, yang jauh lebih disukai dibanding Mosaic, peramban web mainstream pertama kala itu. 

Netscape Communications didirikan oleh Marc Andreessen, seorang anggota tim developer di Universitas Illinois yang mengerjakan proyek Mosaic tahun 1993. Ketika web makin populer, perusahaan teknologi berlomba-lomba mengembangkan peramban yang paling efisien di internet.

Microsoft menyadari hal ini dan memulai proyek Internet Explorer dengan tujuan merebut dominasi internet dari Netscape. Hal ini memicu perang yang sengit antara Microsoft dan Netscape dalam upaya mencapai supremasi pasar pangsa peramban.

Pada saat itu, developer web mendambakan sbeuah bahasa scripting untuk membuat atau menambahkan fitur dinamis pada halaman web. Awalnya mereka melirik Java, tetapi mereka akhirnya menyadari bahwa diperlukan sesuatu yang lebih fleksibel untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Netscape menyadari hal ini dan membayangkan bahasa scripting ringan yang memungkinkan developer web untuk menambahkan fitur interaktif pada halaman web. Waktu adalah hal yang krusial, dan ini yang menjadi keunggulan JavaScript saat munculnya.

Pada tahun 1995, Brendan Eich dikontrak oleh Netscape untuk membuat dan menerapkan bahasa yang dinamis pada rilisan Netscape Navigator 2.0. Proyek ini dijejalkan kepada Eich sebagai tugas bergegas. Namun, ia melihat ini sebagai peluang untuk mengerjakan sesuatu yang ia sukai, lalu bekerja sama dengan Netscape. Lahirlah gagasan tentang bahasa skrip yang ringan. Eich menamainya Mocha, tetapi kemudian berganti nama menjadi Live Script. Hanya dalam sepuluh hari, Eich mengembangkan sebuah prototipe fungsional dan siap menerapkannya di Netscape Navigator 2.0 Beta.

Dalam upaya mempertahankan keunggulannya di pasar pangsa peramban, Netscape setuju untuk bermitra dengan Sun Microsystems, yaitu developer bahasa pemrograman bernama Java. Aliansi ini berarti Sun Microsystems mengamankan penggunaan Netscape Navigator sebagai platform pengiriman web untuk menjadikan Java tersedia bagi Komunitas Java. 

Pada tahun 1996, hampir setahun kemudian, Live Script akhirnya berganti nama menjadi JavaScript sebagai strategi pemasaran agar diterima secara luas di komunitas Java. JavaScript disajikan sebagai bahasa scripting untuk proyek sisi klien minor di Netscape Navigator 2.0, sementara Java disahkan sebagai alat khusus untuk mengembangkan solusi web yang impresif. 

Setelah itu, Microsoft merekayasa balik JavaScript untuk mengembangkan versi kustom bagi Internet Explorer 3. Versi ini diberi nama JScript untuk menghindari masalah hukum dengan Sun Microsystems, yang memiliki hak merek Java dan telah melisensikannya ke Netscape. 

Bersih, fleksibel, dan dapat diakses oleh non-developer, kepopuleran JavaScript (dan JScript) melambung tinggi dalam menambah halaman web jadi lebih interaktif dan dinamis.

Sayangnya, keduanya mulai mendapatkan reputasi negatif akibat faktor penghambat rendah, yang berarti bahwa siapa pun dapat menulis cuplikan kode dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang apa pun yang mereka lakukan. Selain itu, JavaScript sering digunakan untuk membuat kesal pengguna (iklan pop-up, pelacakan peramban, dll.) alih-alih meningkatkan pengalaman mereka.

Respons signifikan untuk mengatasi masalah ini datang dalam bentuk standardisasi ECMA. Netscape dan Sun Microsystems menyerahkan dokumentasi untuk membakukan JavaScript dengan ECMA International, yang melayani standar tersebut. Standardisasi merupakan langkah yang signifikan dan keputusan yang tepat untuk bahasa baru tersebut.

Hal ini mengenalkan JavaScript kepada audiens yang lebih luas dan memungkinkan developer untuk menentukan evolusi bahasa scripting. Standardisasi juga bertujuan memantau siapa pun yang menggunakan kode ini untuk tujuan merugikan. Demi menghindari pelanggaran pada merek dagang Sun milik Java, komite ECMA memutuskan menamai bahasa standar ini ECMAScript. 

Banyak kesalahpahaman yang kerap timbul karena ini, tetapi pada akhirnya ECMAScript digunakan untuk merujuk pada spesifikasi, sedangkan JavaScript (hingga kini) digunakan untuk merujuk ke bahasa scripting.

Untuk apa JavaScript digunakan?

Penggunaan JavaScript telah berubah selama bertahun-tahun sejak dirilis. Sampai sini Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana bahasa scripting yang dikembangkan selama 10 hari telah sepenuhnya mengubah internet. Nah, begini caranya:

Halaman Web Dinamis

JavaScript digunakan untuk menambahkan interaksi dinamis, seperti elemen transisi dan fungsi pada halaman web. JavaScript juga memungkinkan pengguna untuk memuat gambar dan objek baru tanpa harus memuat ulang halaman web.

Pengembangan Web dan Aplikasi Seluler

Salah satu keunggulan utama JavaScript adalah dilengkapi beragam pustaka dan framework yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi web dan seluler lintasplatform.

Pengembangan Gim

JavaScript juga mampu membangun gim berbasis web. JavaScript memiliki segudang pustaka dan framework yang dapat digunakan untuk membuat gim 2D atau 3D.

Solusi Berbasis Server

Selain situs web dan pengembangan aplikasi, developer dapat menggunakan JavaScript untuk membangun server web yang kuat dan pengembangan back-end menggunakan Node.js.

Keuntungan Mengaktifkan JavaScript

Keuntungan mengaktifkan JavaScript di peramban jauh lebih besar dibanding kerugiannya, seperti yang ditunjukkan oleh keunggulan dan penggunaan JavaScript yang lazim ditemukan di internet. Manfaat yang Anda nikmati saat mengaktifkan JavaScript antara lain: 

Situs Web yang Lebih Interaktif

Akses ke situs web dan antarmuka yang lebih interaktif seperti animasi, video, banner iklan, dan komponen pokok lain dari pengalaman web kontemporer.

Peningkatan Kecepatan

JavaScript adalah skrip sisi klien, yang mempercepat interaktivitas pengguna di halaman web karena mengurangi permintaan server.

Pengurangan Beban Server

Karena JavaScript beroperasi di sisi klien, waktu yang diperlukan untuk terhubung ke server lebih sedikit, yang pada gilirannya menghemat bandwidth dan muatan data.

Keterbatasan JavaScript

Walaupun JavaScript punya banyak cara dalam meningkatkan halaman web dan interaktivitas pengguna, ada hal-hal kecil yang tidak dapat JavaScript lakukan. Beberapa batasan JavaScript di antaranya:

  1. JavaScript tidak dapat melindungi sumber halaman atau gambar. Artinya, pengguna yang melihat gambar di suatu halaman web dapat dengan mudah mengunduhnya ke perangkat mereka.
  2. JavaScript tidak memiliki kemampuan multiprosesor. Oleh sebab itu, JavaScript tidak memiliki kontrol atas memori.
  3. Terakhir, JavaScript tidak dapat mengakses halaman web yang dipasang di domain yang berbeda.
  4. Walaupun pengguna dapat secara bersamaan melihat halaman web dari berbagai domain, JavaScript yang berjalan pada suatu halaman web domain tidak akan dapat mengakses data di halaman web domain lain.

Cara Menonaktifkan JavaScript

Walaupun manfaat mengaktifkan JavaScript pada peramban besar, adakalanya pengguna ingin menonaktifkannya untuk sementara waktu. JavaScript dapat dinonaktifkan di sebagian besar peramban web modern seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera, Safari, Microsoft Edge, dan Internet Explorer. 

Jika JavaScript diatur nonaktif pada peramban Anda, itu berarti Anda sebelumnya telah menonaktifkan JavaScript atau JavaScript belum diaktifkan secara default di peramban. Jika JavaScript diaktifkan, bacalah cara menonaktifkannya sesuai peramban yang digunakan di perangkat Anda.

Google Chrome Google Chrome

  1. Buka Google Chrome.
  2. Klik ikon Menu (tiga titik), biasanya berada di sudut atas peramban.
  3. Klik "Setelan".
  4. Sekarang, klik "Privasi dan keamanan" pada menu side bar kiri.
  5. Di bawah "Privasi dan Keamanan", ketuk tombol "Setelan Situs".
  6. Cari bagian "JavaScript" dan nonaktifkan.
  7. Mulai ulang Chrome.

Internet Explorer Internet Explorer

  1. Buka Internet Explorer di perangkat Anda.
  2. Pilih "Alat" – ini biasanya terletak di sudut kanan atas peramban.
  3. Klik "Opsi Internet" pada menu drop-down yang muncul.
  4. Selanjutnya, ketuk tab "Keamanan".
  5. Pada kolom "Keamanan", klik tombol "Tingkat Kustom" untuk membuka halaman lain.
  6. Gulir ke bawah halaman sampai Anda menemukan "Pembuatan Skrip Aktif". Nonaktifkan.
  7. Mulai ulang peramban.

Mozilla Firefox Mozilla Firefox

  1. Buka peramban Mozilla Firefox.
  2. Tulis "about:config" di kotak alamat dan tekan Enter.
  3. Terima peringatan risiko yang muncul di layar.
  4. Ketikkan "javascript.enabled" di kotak pencarian dan klik alihan.
  5. Akan muncul pemberitahuan jika Anda telah berhasil menonaktifkan JavaScript di Firefox.